Rabu, 09 Januari 2013

Manfaat Beras Untuk Kesehatan

Dokter di Australia memperkirakan usia Anjarwati tersisa 6 bulan. Hingga kini ia segar-bugar.

Sang kakak bergegas melarikan Anjarwati yang sesak napas dan nyeri di dada sebelah kiri ke klinik terdekat di Melbourne, Australia. Perawat yang memeriksa menemukan benjolan sebesar kelereng di ketiak sebelah kiri. “Itu membuat saya merasa nyeri setiap kali menggerakkan tangan kiri,” ucap Anjarwati. Saat ditekan, puting payudara Anjarwati tidak kembali ke posisi semula. “Puting tersebut melesak ke dalam,” kata ibu 2 anak itu.
Puting itu pun mengeluarkan cairan encer berwarna putih kekuningan dan menyebarkan bau anyir. Hasil pemeriksaan dan pemindaian menyebutkan Anjarwati mengidap kanker payudara stadium 4. “Penyakit ini sudah parah sekali. Hanya bisa disembuhkan dengan melakukan operasi dan kemoterapi,” tutur Anjarwati mengulang ucapan dokter yang memeriksa pada September 2009.

Tolak operasi
Menurut Instiut Kanker Nasional di Amerika Serikat kanker payudara berawal dari sel di payudara. Sel normal di mahkota kedua perempuan itu tumbuh dan membentuk sel baru sesuai kebutuhan. Saat sel normal menua atau rusak, sel baru akan menggantikan. Kadang-kadang proses itu tidak berjalan normal. Sel baru terus terbentuk tak terkendali membentuk tumor. Tumor di payudara terbagi dua: benign (bukan kanker) dan malignan (kanker).
Penyebab kanker payudara belum diketahui pasti. Namun, berdasarkan penelitian ada beberapa faktor risiko yang terungkap. “Umur lebih dari 40 tahun, menstruasi datang di bawah umur 12 tahun, ibu atau saudara dari ibu juga menderita kanker payudara, tidak menyusui, dan menikah pada usia lebih dari 35 tahun,” tutur dr Bahar Azwar SpB k Onk FICS, ahli kanker dari Rumahsakit Muhammadiyah Bandung.
Menurut dokter bedah onkologi itu kanker payudara terbagi menjadi 4 tingkat berdasarkan klasifikasi klinik atau luas penyakit dan tingkat keganasan. Pada stadium 1 atau 2 kanker masih terlokalisasi di payudara. Jika kanker menyebar ke ketiak berarti sudah masuk stadium 3. Sementara stadium 4 menunjukkan kanker menjalar ke organ tubuh lain seperti paru, hati, tulang, dan otak.
Anjarwati enggan menuruti saran dokter itu untuk menjalani operasi. Sebab, “Tidak ada jaminan sembuh setelah melakukan operasi dan kemoterapi,” kata Anjarwati. Selain itu, ia juga mendapat informasi bahwa kemoterapi itu menyakitkan hingga membuat rambut rontok. Anjarwati hanya patuh pada nasehat dokter untuk mengonsumsi obat dan menghindari konsumsi daging merah, makanan siap saji, minuman bersoda, dan makanan yang mengandung penyedap rasa Sebelum dokter mendiagnosis kanker payudara, Anjarwati kerap mengonsumsi steak daging merah. “Saya mengonsumsi daging merah untuk menghangatkan badan,” kata Anjarwati, terutama jika musim dingin melanda Australia. Makanan siap saji dan minuman bersoda pun menjadi menu harian Anjarwati. Sebab waktunya banyak tersita pada pekerjaan. Selain menjaga toko elektronik, ia pun mengurus keperluan kemenakannya.

Metastasis
Setelah pulang dari klinik, Anjarwati disiplin mengonsumsi 10 macam obat. Namun, ibarat pepatah jauh panggang dari api, kesembuhan yang diharapkan tak kunjung datang. “Demam saya masih tinggi dan nyeri pun masih terasa,” ujar perempuan 39 tahun itu. Dua pekan berselang ia kembali memeriksakan diri ke dokter yang sama. Hasil pemeriksaan membuat Anjarwati semakin terpuruk.
Bukannya membaik, kondisi Anjarwati semakin memburuk. Berdasarkan pemeriksaan dokter stadium kanker meningkat menjadi 4B. “Saya merasa sangat syok,” ujar istri Basuki Sutanto itu.  Dengan kondisi kanker seperti itu, dokter mengatakan bahwa umur Anjarwati hanya 3 bulan, paling lama 6 bulan. Menurut dr Bahar kondisi seperti itu tidak dapat disembuhkan. Sebab, “Kanker payudara sudah menjalar ke alat tubuh lain,” ujar dokter yang hobi menyanyi itu.
Saat itu Anjarwati langsung teringat keluarganya di Indonesia. Dengan berat hati sang kakak merelakan Anjarwati pulang ke tanahair pada akhir November 2009. Awalnya ia merahasiakan penyakit mematikan itu dari suami dan anggota keluarga lainnya. “Saya tidak ingin membebani mereka,” kata wanita kelahiran April 1973 itu.
Anjarwati melalui hari-hari yang sangat berat. Ia tidak bisa membaringkan tubuhnya lagi karena nyeri. Itu sebabnya Anjarwati tidak bisa tidur nyenyak. Untuk menu harian ia mengonsumsi sayuran organik rebus sesuai saran dokter. Bahkan, Anjarwati menanam sayuran organik sendiri di halaman rumah. Kebetulan sang suami juga gemar menanam sekaligus distributor pupuk organik.
Saat di rumah itulah Anjarwati mengenal beras hitam. Sang suami kadang-kadang menyajikan seduhan beras hitam. “Suami saya bilang beras hitam bagus untuk kesehatan,” kata Anjarwati. Ia mengonsumsi beras hitam 2 kali sehari pada pagi dan sore. Anjarwati menyeduh 170 g serbuk beras hitam dalam 500 ml air mendidih, mengaduk agar merata, dan meminumnya ketika seduhan hangat.

Riset sahih
Selama konsumsi seduhan serbuk beras hitam, Anjarwati tetap mengonsumsi obat resep dokter. Tiga bulan berikutnya ia merasakan perubahan positif. Benjolan di ketiak menghilang sehingga Anjarwati dapat menggerakkan tangan kirinya. Sesak napas pun berangsur hilang. Oleh karena itu ia bisa tidur telentang lagi. Singkat kata semua gejala kanker payudara hilang. Namun, ia belum memeriksakan diri untuk memastikan sirnanya sel maut itu.
Beras hitam manjur mengatasi sel kanker? Hasil riset Pei-Ni Chen dan rekan dari Departement Ilmu Pangan, Central Taiwan University of Science and Technology, membuktikan antosianin beras hitam mampu mencegah terjadinya metastasis pada sel kanker. Penelitian ilmiah yang tercantum dalam jurnal “Chemico Biological Interactions” itu membuktikan 3-glukosida peonidin dan sianidin 3-glukosida dalam beras hitam  berefek antimetastasis terhadap sel SKHep-1 atau sel kanker hati.
Menurut herbalis di Kota Batu, Jawa Timur, Wahyu Suprapto, beras hitam mengandung betakaroten yang berperan sebagai antioksidan. Salah satu penyebab kanker karena serangan radikal bebas pada sel tubuh. Akibatnya sel tubuh tumbuh cepat tak terkendali. Antioksidan bertugas meredam radikal bebas sehingga pertumbuhan sel dapat terkendali.